Bahagia kunci wanita gemuk
Satu studi terbaru menyatakan sulitnya wanita, terutama para istri, mengendalikan berat badan dan menghindari gemuk. Kesulitan ini bukan disebabkan nafsu makan gila-gilaan atau kurang bersenam-ria, namun sebaliknya dikarenakan rasa bahagia dan nyaman di samping pasangan.
Pakar makanan dan gizi mengatakan, hasil riset menemukan turun-naik berat badan seorang wanita bergantung pada sejauh mana kegembiraan dan kebahagiaan yang bisa dinikmatinya.
“Pada tahap awal hubungan, wanita biasanya melakukan diet ketat demi menjaga penampilan dan pada masa-masa seperti ini berat badan turun secara pukul rata 2,2 kilogram per bulan,” kata pakar itu.
Namun keadaan akan berubah jika wanita mula merasa nyaman dengan pasangannya. “Rencana perkawinan yang menjadikan wanita gembira akan menyebabkan berat badan bertambah, sebelum nantinya berat badan akan turun lagi setelah bayi dilahirkan,” ujar seorang dari para peneliti tersebut.
Sebuah perusahaan pengurusan berat badan yang ikut membuat penelitian pada 3 ribu wanita mengatakan, ‘kaum hawa’ menghadapi lima tahap turun naik berat badan dalam hidup mereka, dan hal itu berbeda antara satu sama lain.
“Emosi wanita memunyai kesan yang amat besar terhadap kesehatan dan berat badan,” ucap Jane McCadden dari firma tersebut seperti yang dipetik sebuah harian lokal.
Ia mengatakan, selama hidup seorang wanita akan mengalami berat badan yang turun naik mengikut fase baru dalam kehidupan, percintaan, dan status keluarga.
“Penelitian kami juga berhasil mengungkapkan betapa sukarnya untuk wanita mengendalikan berat badan sepanjang hayat mereka. Walaupun ada waktunya mereka berhasil menurunkannya, namun kebiasaan makan yang buruk akan berulang dan mereka kembali berhadapan dengan masalah tersebut,” tuturnya.
Ia juga menyebutkan, studi ini menunjukkan separuh dari responden setuju bahwa berat badan mereka bergantung kepada sejauh mana kegembiraan yang dialami.
sumber : http://tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2008/11/13/brk,20081113-145737,id.html dan bobby candra
sumber : http://tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2008/11/13/brk,20081113-145737,id.html dan bobby candra
0 komentar:
Posting Komentar