Kulit putih rentan kanker?
KULIT merupakan bagian tubuh paling luar. Sengatan sinar matahari, pasti yang akan merasakan adalah tubuh kita di bagian kulit terlebih dahulu.
Bukan merupakan suatu hal yang aneh lagi jika suatu saat, kulit kita bisa terkena kanker kulit. Kanker kulit ialah tumor ganas yang terletak di kulit. Penyakit ini ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya, dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Dokter spesialis kulit dari Global Awal Bros Hospital dr Bambang Dwipayana SpKK mengatakan bahwa kanker kulit mempunyai banyak macam dan faktor penyebabnya. “Kanker kulit itu terbagi menjadi beberapa macam. Jenis yang paling sering terdapat yaitu karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS), dan melanoma maligna (MM),” sebut dokter yang praktik di klinik Harmonia tersebut.
Bentuk kanker kulit pada karsinoma sel basal adalah tampak tumor dengan luka di tengahnya dan tepi yang terdiri atas bintil-bintil berkilat, seperti mutiara berwarna hitam. Untuk bentuk karsinoma sel skuamosa, tampak luka luas yang tidak sembuh-sembuh dengan tepi menimbul berbenjol-benjol, luka dengan dasar jaringan granulasi.
Adapun bentuk dari melanoma maligna yang berasal dari tahi lalat yang luas sejak lahir, tampak benjolan dengan tepi yang tidak teratur. Tampak juga anak sebar melanoma pada kulit. “Gejala yang dapat diketahui pada pasien yang mengalami kanker kulit di antaranya terdapat benjolan, luka yang semakin membesar yang merusak jaringan sekitar, timbul luka yang tidak beraturan, dan terkadang menimbulkan bau,” kata dermatolog yang juga praktik di RS Karya Medika Tambun, Bekasi ini.
Faktor risiko kanker kulit ini terdiri atas faktor eksternal dan internal. Faktor dari luar (eksternal) itu di antaranya sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari, atau sinar pengion dari sinar X atau radiasi, bahan kimia, misalnya arsen, hidrokarbon aromatik polisiklik dan virus, di antaranya virus papiloma humanus.
Sementara untuk faktor risiko dari dalam (internal) adalah karena daya tahan tubuh, kelainan kulit sebelumnya, seperti tahi lalat biasa atau tahi lalat yang luas sejak lahir, luka yang tidak sembuh-sembuh, penyakit genetik pada kulit, yaitu xeroderma pigmentosum dan albinisme, adanya materi pembawa sifat yang dapat menyebabkan kanker (onkogen dan gen supresor tumor).
“Di antara sekian banyak faktor penyebab, tetapi penyebab utamanya adalah mutasi sinar ultraviolet atau mutasi dari DNA yang ada di dalam sel,” sebut dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Ditambahkan Bambang bahwa hal tersebut terjadi karena yang sering terkena sinar matahari adalah kulit. Selain itu juga, orang yang sering memutihkan kulit juga rentan terkena penyakit ini.
“Dalam proses pemutihan kulit, maka akan membuat pigmen pada kulit seseorang menjadi menipis, atau bahkan pigmennya hilang, dan melanin berkurang. Dari hal tersebutlah, maka seseorang yang sering melakukan proses pemutihan kulit rentan terkena kanker kulit,” sebut dokter yang pernah praktik di RSU Bekasi.
Mendeteksi adanya kanker kulit adalah dengan cara memeriksa kulit sendiri. Caranya, dengan memeriksa kulit mulai kulit kepala, muka, leher, tengkuk, lengan, badan (dada, perut, punggung, dan bokong), tungkai sampai telapak kaki. Periksa dengan menggunakan cermin setinggi tubuh dan cermin kecil (bila melihat bagian belakang tubuh) dalam ruangan yang berpenerangan baik.
Bambang mengungkapkan, pada penyakit kanker kulit, bisa dilakukan diagnosis dengan cara yang berbeda-beda, tergantung masalah si pasiennya sendiri. Cara pendiagosisannya bisa dilakukan secara langsung atau bisa dengan menggunakan alat laboratorium. “Jika terdapat luka yang tidak kunjung sembuh, semakin melebar dan lukanya hitam, maka segera periksakan ke dokter spesialis kulit,” sarannya.
Pengobatan kanker pada umumnya sama, yaitu dengan satu atau kombinasi beberapa cara berikut pembedahan (operasi), penyinaran (terapi radiasi), kemoterapi (obat pembunuh sel kanker), imunoterapi (meningkatkan daya tahan tubuh), targetted therapy (pengobatan kepada salah satu penyebab kanker), dan kombinasi pengobatan di atas.
“Jika melakukan aktivitas di luar ruangan, hendaknya menggunakan pelindung kulit dengan jenis apa pun, bisa dengan topi, payung atau krim pelindung yang juga harus diperhatikan ketahanan, ketebalan, serta fungsi dari krim pelindung itu sendiri,” kata Bambang.
Kanker kulit bisa terserang pada semua orang, baik laki-laki maupun perempuan. Semakin lanjut usia seseorang, semakin besar kemungkinannya terkena kanker kulit. Orang yang berkulit putih lebih mudah terkena daripada orang yang berkulit gelap. Mereka yang sering terkena sinar matahari lebih besar kemungkinannya menderita kanker kulit.
“Kanker kulit banyak menyerang orang yang berkulit putih karena kadar melaninnya yang dimiliki oleh orang berkulit putih lebih sedikit. Selain itu, bisa juga karena kebiasaan berjemur tanpa menggunakan sunscreen,” sebut dr Feriyansyah, dokter yang berpraktik di Puskesmas dan Rumah Bersalin Cipondoh, Tangerang.
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang itu menuturkan, semua orang bisa terkena kanker kulit. Karena itu, banyak-banyaklah mengonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C dan vitamin E sebagai antioksidan untuk mencegah radikal bebas dan proses peremajaan kulit.
“Banyak mengonsumsi sayur dan buah segar dan hindari pemakaian kosmetik kulit yang mengandung zat kimia berbahaya (merkuri dan lain-lain) adalah salah satu cara agar terhindar dari kanker,” ujar dokter yang juga praktik di klinik keluarga “dr Feri” sebagai ahli akupunktur dan kecantikan kulit ini.
Sumber : sindo dan http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/11/12/27/163099/kulit-putih-rentan-kanker-kulit
Sumber : sindo dan http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/11/12/27/163099/kulit-putih-rentan-kanker-kulit
0 komentar:
Posting Komentar